Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku agar mencintai semua orang yang membenciku, dan berteman dengan mereka
yang memfitnahku.
Jiwaku berkata padaku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta itu tidak hanya menghargai orang
yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga,
dekat satu sama lain; menjadi lingkaran cahaya tanpa awal dan tanpa akhir, melingkari apa yang telah lahir dan memupuk
selamanya untuk merengkuh yang akan hadir.
Jiwaku menasihatiku dan mengajariku agar melihat kecantikan yang ada
dibalik bentuk dan warna.
Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya.
Jiwaku
menasehatiku dan menegurku agar menghargai waktu dengan mengatakan " ada hari kemarin dan ada hari esok".
Demi masa
sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Dan saling nasehat menasehati
dalam kebenaran Dan nasehat menasehati dalam kesabaran.
Jiwaku menasehatiku dan memintaku Agar tidak merasa mulia
karena pujian Dan agar tidak disusahkan oleh ketakutan karena cacian. Sampai hari ini aku ragu akan harga pekerjaanku; Tapi
sekarang aku belajar:
Jiwaku menasehatiku dan meyakinkanku Bahwa aku tak lebih tinggi ketimbang cebol ataupun tak
lebih rendah dari Raksasa. Sebelumnya aku melihat manusia ada dua:
Satu: Seorang yang lemah yang kucaci dan kukasihani Dua:
Seorang yang kuta yang kuikuti, maupun yang kulawan dengan pemberontakan.
Tapi sekarang aku tahu bahwa aku bahkan
dibentuk oleh tanah yang sama dari mana semua manusia diciptakan.
Jiwaku menasehatiku dan mengingatkanku:
Bahwa
aku adalah debu dimata Allah Bahwa aku adalah lemah dimataNYA Bahwa akumiskin dibanding kerajaan NYA Tiada aku boleh
merasa besar kecuali oleh NYA Kesombongan itu hanya milikNYA Dan semua yang berlangsung adalah iradatNYA Tapi pernahkan
kita pernah sungguh-sungguh memikirkannya?
Fitnah yang terjadi mana-mana bagai ular-ular tukang sihir Fir'aun menyebar
di kota dan didesa-desa? Tercerai kita olehnya Tanpa kita sadar, Tanpa kita kuasa Terbius kita oleh retorika tanpa
makna mengkotak kita dalam kebodohan yang terencana
Jiwaku menasehatiku, Saudaraku, dan menerangiku. Dan seringkali
jiwamu menasehati dan menerangimu. Karena engkau sama seperti diriku, dan tiada beda diantara kita Kujaga apa yang kukatakan
dalam diriku ini dalam kata-kata yang kudengar dalam heningku.
Dan engkau sahabatku jagalah apa yang ada dalam dirimu,
dan engkau adalah penjaga yang sama baiknya seperti banyak kukatakan ini.
Wahai sahabatku semoga sisa hidupmu menjadi
hidup yang penuh arti dan bermanfaat? dan pintu hatimu terbuka untuk menerima kenyataan.
|